Monday, 15 February 2016

Jenis-Jenis Metode Penelitian Pendidikan

Jenis-Jenis Metode Penelitian Pendidikan
1.      Metode Penelitian Kuantitatif
Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, ataupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan beserta pemecahan-pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan.
2.      Metode Penelitian Kualitatif
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/ kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Ciri-ciri penelitian kualitatif mewarnai sifat dan bentuk laporannya. Oleh karena itu, laporan penelitian kualitatif disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta menunjukkan ciri-ciri naturalistik yang penuh keotentikan.
3.      Metode Penelitian Pengembangan
Metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.
Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut. Jadi penelitian dan pengembangan bersifat longitudinal (bertahap bisa multy years).
Kegiatan pengembangan ditekankan pada pemanfaatan teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip, atau temuan-temuan penelitian untuk memecahkan masalah. Kegiatan pengembangan berupaya menerapkan temuan atau teori untuk memecahkan suatu permasalahan.
Sumber Masalah
Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benaar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan. Stonner (1982) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang direncanakan dengan kenyataan, ada pengaduan, dan kompetisi.
a.       Terdapat penyimpangan antara pengalaman dan kenyataan
Contoh: Di suatu sekolah mengalami kekurangan guru pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, untuk mengatasi kekurangan guru tersebut sementara waktu guru mata pelajaran olahraga merangkap menjadi guru mata pelajaran bahasa Indonesia.
b.      Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan
Contoh: pada kompetensi menulis puisi, seorang guru bahasa Indonesia berencana menerapkan metode wisata untuk mendukung kegiatan pembelajaran, akan tetapi pada saat pembelajaran dilakukan terjadi hujan deras.
c.       Ada pengaduan
Contoh: adanya pengaduan mengenai kualitas mengajar mahasiswa PPL pada suatu sekolah.
d.      Ada kompetisi
Contoh: mahasiswa yang bukan dari fakultas keguruan kemudian mengambil akta IV dan menjadi guru akan menimbulkan persaingan dengan mahasiswa dari fakultas keguruan

Friday, 12 February 2016

Curug Ambal Pitu Gemawang

Wacan Basa Jawa (Bacaan Berbahasa Jawa)

Curug Ambal Pitu Gemawang

Curug Ambal Pitu Gemawang
Angger ngomongi panggonan plesiran nang Kabupaten Banyumas pancen akeh pisan, salah sijine kiye arane Curuh Gemawang. Curug Ambal Pitu kiye ana nang Desa Kemawi, Kecamatan Somagede. Desa Kemawi pancen desa sing kabeh wilayahe klebu dhaerah pegunungan, merga kuwe panggonane esih asri lan sarwa alami.
Mlaku-mlaku maring Curug Gemawang dijamin bisa nggo ngilangna pikiran bundet lan madangna pikiran sing lagi ruwet. Apamaning angger wis weruh banyune sing bening lan seger mesthi kepengin nginum. Curug Gemawang banyune pancen nggrujug terus sekang tuk sing ora ana pedhote sanajan mangsa ketiga. Apamaning angger mangsa rendheng, banyune mesthi tambah gedhe nggrujuge.
Menawa arep maring Curug Gemawang, saka Banyumas kira-kira 15 kilometer arah wetan. Yen wis nemu pertelon Pasar Sokawera Kecamatan Somagede, langsung menggok ngidul. Nang kono takon bae maring penduduk utawa bocahan, mesthi ngerti kabeh amarga panggonan kiye wis terkenal, ora mung neng tlatah Banyumas nanging uga daerah senjabane Banyumas. Mengkone neng dalan uga ana papan petunjuk arah maring curug kiye. Sedawane dalan maring curug kiye pemandangane maen banget, kiwa tengene esih alas, nanging aja khawatir dalane wis alus aspalan kabeh.


 Kapekik saka Kalawarti ANCAS (Kanthi owah-owahan)

Peribahasa

Peribahasa
Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya dan biasanya mengiaskan maksud tertentu. Peribahasa biasanya berupa kalimat-kalimat ringkas, padat yang berisi perbandingan, perumpamaan, naseha, prinsip hidup, atau aturan tingkah laku.
Peribahasa dapat dibedakan menjadi:
1.      Pepatah
Pepatah adalah jenis peribahasa yang berisi nasehat atau ajaran dari orang tua.
Contoh:
Air tenang menghanyutkan. (orang pendiam, tetapi berilmu banyak)
Berjalan pelihara kaki, berkata pelihara lidah. (dalam melakukan suatu pekerjaan hendaknya selalu berhati-hati)
2.      Perumpamaan
Perumpamaan adalah jenis peribahasa yang berisi perbandingan yang menggunakan kata seperti, bagai, bak, laksana, dll.
Contoh:
Seperti pungguk merindukan bulan. (mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin tercapai)
Laksana burung dalam sangkar. (seseorang yang terikat oleh keadaan)
3.      Pemeo
Pemeo adalah jenis peribahasa yang biasanya digunakan untuk semboyan.
Contoh:
Esa hilang, dua terbilang. (terus berusaha hingga tercapai cita-cita)
Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. (seiya sekata atau bersatu padu)

Thursday, 11 February 2016

Perbedaan Kata Baku dan Tidak Baku

Kata Baku dan Tidak Baku

Kata baku adalah kata yang sesuai dengan aturan kebahasaan yang berlaku, didasarkan atas kajian berbagi ilmu, termasuk ilmu bahasa dan sesuai dengan perkembangan zaman. Kata baku dalam bahasa Indonesia berpedoman pada Pedoman Umum Pembentukan Istilah yang telah ditetapkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa bersamaan ditetapkannya pedoman sistem penulisan dalam Ejaan Yang Disempurnakan.
Kata baku sebenarnya merupakan kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan. Konteks penggunaannya adalah dalam kalimat resmi, baik lisan maupun tertulis dengan pengungkapan gagasan secara tepat. Sebagai contoh, kata baku misalnya digunakan dalam (1) surat menyurat antar lembaga, (2) laporan keuangan, (3) karangan ilmiah, (4) lamaran pekerjaan, (5) surat keputusan, (6) perundangan, (7) nota dinas,(8) rapat dinas, (9) pidato resmi, (10) seminar, (11) penyampaian pendidikan.
Suatu kata bisa diklasifikasikan tidak baku bila kata yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah kaidah bahasa Indonesia yang ditentukan. Biasanya hal ini muncul dalam bahasa percakapan sehari-hari/ bahasa tutur.