
Artinya siapa berbuat baik akan terbukti (diketahui, diakui) dan dihargai oleh orang lain, sedangkan yang berbuat buruk akan tampak pula dengan sendirinya. Peribahasa ini adalah anjuran agar siapapun tidak takut berbuat baik. Meskipun ada orang lain yang tidak suka lantas kebaikan tersebut ditutup rapat-rapat, pada saatnya pasti akan muncul pula dan dihargai. Demikian juga sebaliknya, perbuatan tercela dan sengaja disimpan dengan sungguh-sungguh, akhirnya akan terbongkar juga pada saatnya.
Peribahasa ini mengingatkan bahwa semua perbuatan, baik maupun buruk, akan memperoleh balasan masing-masing dengan setimpal. Artinya jika orang yang diberi kebaikan (ditolong) tidak (belum) bisa membalas, kita tidak perlu mengeluh atau merasa kecewa. Sebab, balasan tersebut dapat datang dari mana saja. Balasan tersebut bisa datang dari orang lain, atau bisa pula balasan tidak menimpa kita, tetapi menimpa istri atau anak cucu kita.
Siapa pun yang mempunyai niat jelek sebaiknya diurungkan. Artinya, jangan gampang melakukan perbuatan buruk (tercela), baik kepada saudara sendiri, maupun kepada orang lain. Sebab, perbuatan buruk tidak akan menghasilkan apa pun, dan pada masanya akan terbongkar juga. Padahal yang menjadi pemicu terbongkarnya perbuatan buruk tadi terkadang adalah sebab-sebab yang tidak masuk akal. Entah karena teledor dalam menutupi aib dan dosa, entah karena jalannya hukum alam dan kehidupan yang membongkar semuanya.
No comments:
Post a Comment