ABSTRAK
Penelitian yang
berjudul Kajian Semantik pada Syair Lagu
Pengamen Bus Jurusan Purwokerto-Yogyakarta bertujuan untuk
mendeskripsikan makna, informasi, dan maksud dalam lagu-lagu yang dinyanyikan
oleh pengamen bus kota tersebut.
Data dalam
penelitian ini meliputi bentuk bahasa yang mengandung makna, informasi, dan
maksud pada lagu-lagu pengamen bus kota jurusan Purwokerto-Yogyakarta. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.
Setelah peneliti
membahas kajian semantik pada syair lagu pengamen bus kota jurusan
Purwokerto-Yogyakarta dapat disimpulkan bahwa makna adalah arti atau isi yang
terkandung dari suatu ungkapan, informasi adalah sesuatu di luar ujaran yang di
pihak objektif atau sesuatu yang dibicarakan, sedangkan maksud adalah sesuatu
di luar ujaran yang berada di pihak si pengujar. Lagu pengamen bus kota
tersebut mengandung makna denotatif
dan makna kias untuk menyampaikan isi yang terkandung di dalamnya. Informasi
yang terkandung dalam kedua syair lagu tersebut yaitu telah bersusah payah
mencari nafkah sebagai seorang pengamen di bus kota, tetapi malah diejek dan
disepekan oleh para penumpang bus yang mendengarkan tersebut. Untuk
menyampaikan maksud, aku lirik menggunakan gaya bahasa sindiran dan pujian
untuk menyampaikan maksud kepada pendengarnya.
Kata kunci: Semantik, Makna, Informasi,
Maksud, Lagu.
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Bahasa
adalah media yang dilakukan oleh seorang pengarang lagu dalam menciptakan
karyanya. Dengan bahasa inilah pencipta lagu mengungkapkan pikiran, perasaan,
gagasan dan kemampuannya pada orang lain secara menarik. Setiap pengarang lagu
memiliki kemampuan sendiri dalam mengolah diksi agar menarik pendengar. Diksi
yang diciptakan oleh pengarang lagu mampu menggambarkan sesuatu secara jelas
tentang suatu hal atau situasi yang terjadi.
Salah
satu lagu yang muncul dengan warna musik berbeda dan unik adalah lagu yang dibawakan
oleh para pengamen bus kota. Lagu-lagu pengamen bus kota ini melibatkan bahasa
untuk syair lagunya. Bahasa pada hakikatnya terdiri dari bentuk dan makna.
Bentuk adalah wujud yang tampak sedangkan makna adalah arti isi kandungan
sebuah ungkapan.
Ketika
peneliti menaiki bus kota jurusan Purwokerto-Yogyakarta, peneliti mendengarkan
seorang pengamen yang menyanyikan lagu berjudul “Ngamen 1”, pada lagu tersebut
terdapat syair sebagai berikut:
Sing
maringi tak dongake slamet
Sing
mboten maringi kebangeten banget
Sing
ethok-ethok turu
Tak
dongake lemu kaya sapiku
Terjemahan:
Yang
memberi aku doakan selamat
Yang
tidak memberi keterlaluan sekali
Yang
pura-pura tidur
Aku
doakan gemuk seperti sapiku
Pada
syair tersebut tampak adanya makna, informasi, dan maksud. Peneliti menemukan
bahwa syair lagu tersebut mengandung makna denotatif yaitu aku lirik mendoakan
agar selamat kepada yang memberinya uang. Penulis lagu menyatakan bahwa dia menginformasikan
kepada pendengar bahwa yang tidak memberi uang keterlaluan sekali. Maksud dari
syair lagu tersebut adalah menyindir pendengar yang tidak memberi uang.
Pada
kesempatan yang berbeda, peneliti menaiki bus kota dan menjumpai pengamen yang
menyanyikan salah satu lagu. Syair lagu tersebut adalah sebagai berikut:
Cah ayu aja dumalang
Melu aku tak jak ngamen neng prapatan
Jaluk hape mesti keturutan
Angger gelem ora mangan sangang wulan
Melu aku tak jak ngamen neng prapatan
Jaluk hape mesti keturutan
Angger gelem ora mangan sangang wulan
Terjemahan:
Anak
cantik, janganlah sombong
Ikut
dengan saya mengamen di perempatan
Minta
handphone pasti terkabulkan
Asal
mau tidak makan sembilan bulan
Pada
syair tersebut tampak adanya makna, informasi, dan maksud. Peneliti menemukan
bahwa kutipan syair lagu tersebut mengandung makna denotatif, yakni pengamen
menyatakan bahwa dirinya mengajak gadis cantik yang sombong itu untuk mengamen
di perempatan, jika gadis itu meminta handphone
pasti terkabulkan kalau dirinya mau tidak makan selama sembilan bulan. Penulis
lagu juga menginformasikan kepada pendengar bahwa si gadis cantik itu diajak
oleh si pengamen untuk mengamen di perempatan. Maksud dari syair lagu tersebut
adalah menyindir gadis cantik agar tidak berlaku sombong. Selain itu pengamen
tersebut juga bermaksud menyampaikan kepada gadis cantik yang dia maksud bahwa
dirinya susah payah mencari nafkah. Untuk membeli handphone saja harus tidak makan selama sembilan bulan.
Untuk
mengiringi lagu-lagu tersebut diperlukan juga alat musik tradisional. Alat
musik yang digunakan meliputi kendang,
gending, dan kecrek. Sebagian besar masyarakat atau penumpang bus kota
menganggap bahwa lagu pengamen ini hanya sebagai hiburan semata tanpa
mengetahui makna yang terkandung di dalamnya. Lagu-lagu pengamen bus kota
kebanyakan menggunakan bahasa Jawa yang semuanya mengandung makna, informasi,
dan maksud yang belum diketahui oleh para penumpang bus kota yang mendengar
lagu tersebut.
Dari
beberapa fenomena tersebut, peneliti berasumsi bahwa kemungkinan masih ada
makna, informasi, dan maksud yang terkandung dalam syair lagu pengamen bus kota
jurusan Purwokerto-Yogyakarta. Untuk mengetahui bagaimana kebenaran asumsi
peneliti tersebut, perlu dilakukan penelitian secara empirik. Oleh karena itu
penelitian yang berjudul Kajian Semantik pada Syair Lagu Pengamen Bus Jurusan
Purwokerto-Yogyakarta penting untuk dilakukan.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka rumuskan masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimana makna syair lagu pengamen bus Jurusan Purwokerto-Yogyakarta?
2. Bagaimana informasi pada syair lagu-lagu
pengamen bus jurusan Purwokerto-Yogyakarta?
3. Bagaimana maksud syair lagu pengamen bus jurusan Purwokerto-Yogyakarta?
C.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan
latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitiannya adalah
sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan bagaimana makna syair
lagu pengamen bus jurusan Purwokerto-Yogyakarta.
2. Mendeskripsikan bagaimana informasi
keseluruhan pada syair lagu pengamen bus jurusan Purwokerto-Yogyakarta.
3. Mendeskripsikan bagaimana maksud syair
lagu pengamen bus jurusan Purwokerto-Yogyakarta.
D.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis:
Manfaat
teoritis yang diperoleh dari penelitian mengenai kajian semantik makna,
informasi, dan maksud dari syair lagu pengamen bus jurusan
Purwokerto-Yogyakarta adalah menambah pengetahuan tentang kajian semantik.
2. Manfaat praktis:
a. Bagi guru bahasa, hasil penelitian ini
diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pengajaran bahasa di sekolah.
b. Bagi pemerhati Bahasa, hasil penelitian
ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang kebahasaan dan sebagai bahan
perbandingan dalam penelitian selanjutnya.
c. Bagi peneliti, hasil penelitian ini
diharapkan dapat menambah informasi tentang penggunaan bahasa khususnya kajian
semantik.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian
Bahasa
Kridalaksana
dalam Chaer (2007: 32-33) menyatakan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi
yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja
sama, berkomunikasi, dan mengidentfikasikan diri. Beberapa ciri atau sifat yang
hakiki dari bahasa adalah (1) bahasa itu adalah sebuah sistem, (2) bahasa itu
berwujud lambang, (3) bahasa itu berupa bunyi, (4) bahasa itu bersifat
arbitrer, (5) bahasa itu bermakna, (6) bahasa itu bersifat konfensional, (7)
bahasa itu bersifat unik, (8) bahasa itu bersifat universal, (9) bahasa itu
bersifat produktif, (10) bahasa itu bervariasi, (11) bahasa itu bersifat
dinamis, (12) bahasa itu berfungsi sebagai alat interaksi sosial, dan (13)
bahasa itu merupakan identitas penuturnya.
Bahasa
bersifat arbitrer itu maksudnya bahwa bahasa itu terbentuk dari kebebasan si
pembentuk kata (bahasa). konfensional berarti terikat, maksudnya apabila suatu
kata sudah terbentuk dan disepakati atau diterima oleh sebagian orang, maka itu
yang disebut dengan bahasa. bahasa dapat berfungsi sebagai penentu identitas
penuturnya. Karena dari bahasa yang digunakan oleh penutur dapat diketahui
identiras atau asalnya.
Berdasarkan
pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian bahasa adalah sistem
lambang bunyi yang bersifat arbitrer dan konfensional yang mengandung suatu
makna tertentu.
B.
Pengertian Semantik
Menurut
Pateda (2010:7) semantik adalah subdisiplin linguistik yang membicarakan makna.
Dengan kata lain semantik berobjekkan makna. Kata semantik dapat diartikan
sebagai ilmu tentang makna atau tentang arti, yaitu salah satu dari tiga
tataran analisis bahasa: fonologi, gramatika, dan semantik (Chaer, 1992: 2).
Dari
dua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa semantik adalah salah satu cabang
ilmu linguistik yang menjadikan makna sebagai objek kajiannya.
1.
Pengertian dan Jenis Makna
Pateda
(2010: 79) menyatakan bahwa istilah makna merupakan kata dan istilah yang
membingungkan. Kempson (dalam Pateda, 2010: 79) menyatakan bahwa ada tiga hal
yang dicobajelaskan oleh para filsuf dan linguis sehubungan dengan usaha
menjelaskan istilah makna. Ketiga hal ini yakni (1) menjelaskan makna kata
secara alamiah, (2) mendeskripsikan kata secara alamiah, dan (3) menjelaskan
makna dalam proses komunikasi. Dalam hubungan ini Kempson juga berpendapat
bahwa untuk menjelaskan istilah makna harus dilihat dari segi: (1) kata, (2)
kalimat, dan (3) apa yang dibutuhkan oleh pembicara untuk berkomunikasi.
Dari
dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa makna adalah arti atau isi yang
terkandung dalam suatu ungkapan, baik yang berupa kata ataau kalimat. Setiap
kalimat yang dilafalkan tentu mengandung makna yang akan disampaikan oleh
penutur. Makna itu dapat tersampaikan kepada lawan tutur apabila sudah dapat
dipahami kandungan arti yang ada di dalam kalimat tersebut.
Jenis-jenis
makna ada tiga, yaitu:
a. Makna denotatif
Menurut
Kridalaksana (2001: 90) makna denotatif adalah makna kata (kelompok kata) yang
didasarkan atas penunjukkan yang lugas yang didasarkan pada konvensi tertentu
yang bersifat objektif. Menurut Chaer (2002: 66) makna denotatif adalah makna
yang memiliki pertalian dari penerapan-penerapan yang bersifat faktual serta
dalam bentuk murni dihubungkan dengan pemakaian yang bersifat ilmiah. Makna
denotatif umumnya dipakai mengacu pada makna leksikal atau makna biasa, yang
dibayangi perasaan atau nilai rasa tertentu.
Dari
pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa makna denotatif merupakan makna
dasar, lugas yang bersifat umum, objektif dan belum dibayangi nilai rasa
tertentu.
b. Makna konotatif
Menurut
Parera (2004: 98) makna konotatif adalah makna yang wajar yang telah memperoleh
tambahan perasaan tertentu, emosi tertentu, nilai dan rangsangan tertentu yang
bervariasi dan tak terduga pula. Pendapat lain dikemukakan oleh Kridalaksana
(2011: 117) makna konotatif mengandung pengertian aspek makna sebuah atau
sekelompok kata yang didasarkan atas perasaan atau pikiran yang ditimbulkan
pada pembicara (penulis) dan pendengar (pembaca).
Pada
makna konotatif penambahan sifatnya dapat memberi nilai rasa yang tinggi
(positif) dan nilai rasa yang rendah (negatif), berdasarkan pembaca, pendengar,
dan situasi yang melingkupinya.
c. Makna kias
Makna
kias adalah makna yang sudah tidak sesuai lagi dengan makna sebenarnya (Pateda,
2010: 108). Makna kias juga sering ditemukan pada peribahasa atau perumpamaan. Menurut
Chaer (2002: 77) kiasan merupakan posisi dari arti kata sebenarnya, maka semua
bentuk bahasa (kata, frasa, dan kalimat) yang tidak merujuk pada arti
sebenarnya disebut mempunyai arti kiasan.
2.
Pengertian Informasi
Verhaar
(2012: 131) menyatakan bahwa informasi menyangkut segi “objektif” dari sesuatu
yang yang dibicarakan dengan ujaran. Informasi adalah sesuatu yang di luar
ujaran dan berhubungan dengan objek yang dibicarakan. Informasi merupakan
keterangan isi dari keseluruhan makna yang dibicarakan dengan ujaran. Setiap
ujaran akan menghasilkan informasi apabila sudah diketahui makna yang
terkandung di dalamnya.
Chaer
(2002: 35) menyatakan bahwa informasi merupakan suatu gejala di luar ujaran
yang dilihat dari segi objek atau yang dibicarakan. Informasi adalah berita
yang disampaikan oleh pengujar melalui ujarannya. Orang yang berbicara itu
mengujarkan suatu ujaran baik berupa kalimat maupun frase. Dalam ujarannya
tentu terkandung informasi yang ingin disampaikan oleh pengujar. Informasi
dapat dilihat dari kata maupun kalimat yang diujarkan oleh seseorang.
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa informasi ialah isi dari keseluruhan makna
dalam bagian amanat yang menyangkut segi objek atau sesuatu yang dibicarakan
dengan ujaran. Informasi merupakan isi dari keseluruhan makna. Jadi apabila
suatu ujaran atau kalimat sudah dapat dipahami maknanya maka akan ditemukan
pula informasi yang terkandung di dalamnya.
3.
Pengertian Maksud
Chaer
(2002: 35) menyatakan bahwa maksud merupakan suatu gejala diluar ujaran yang
dilihat dari segi si pengujar, orang yang berbicara, atau pihak subjeknya.
Verhaar (1992: 192) menyatakan bahwa maksud adalah sesuatu di luar
ujaran-ujaran yang terkait dengan si pengujar. Maksud menyangkut segi
“subjektif” si pemakai bahasa. Maksud itu sesuatu ujaran-ujaran dari si
penutur. Itu karena maksud banyak digunakan dalam bentuk-bentuk ujaran yang
diantaranya meliputi metafora, hiperbola, ironi, litotes, dan bentuk gaya-gaya
bahasa yang lainnya. Selama masih menyangkut segi bahasa, maka maksud itu masih
dapat dipahami maknanya.
Dari
beberapa yang telah dikemukakan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa pengujaran
bahasa mempunyai maksud di luar ujaran itu sendiri. Maksud bersifat subjektif,
penafsirannya melibatkan seluruh konteks. Oleh karena itu, setiap ujaran harus
dipahami maksud pengujaran yang terkandung di dalamnya.
BAB
III
METODOLOGI
A. Pendekatan
dan Jenis Penelitian
Untuk menganalisis lagu-lagu pengamen bus jurusan Purwokerto-Yogyakarta, peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Penelitian dengan pendekatan ini merupakan
penelitian yang berupaya meneliti, menggali dan mendeskripsikan fakta
kebahasaan secara semantik untuk mengetahui makna, informasi, dan maksud yang
terkandung dalam lagu-lagu pengamen bus tersebut.
B. Data dan
Sumber Data
Data dalam penelitian ini meliputi
bentuk bahasa yang mengandung makna, maksud, dan informasi pada lagu-lagu
pengamen bus jurusan Purwokerto-Yogyakarta. Sedangkan sumber data dalam
penelitian ini adalah syair lagu-lagu pengamen bus jurusan
Purwokerto-Yogyakarta.
C. Prosedur
Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dimaksud
adalah pengumpulan data yang benar-benar terjamin. Tahap penyediaan data
meliputi: pertama pengumpulan data, kedua pemilihan dan pemilahan dengan
membuang data yang tidak diperlukan, ketiga penataan menurut tipe dan jenis
data yang telah dicatat, dipilih, dan dipilah-pilahkan. Sasaran penelitian ini
adalah pemakaian makna (makna denotatif, makna konotatif, dan makna kias),
informasi, dan maksud.
Dalam penyediaan data, peneliti menggunakan
metode simak dengan teknik dasar sadap. Adapun teknik lanjutannya simak libat
bebas cakap (SLBC). Dalam pengumpulan data ini, peneliti tidak terlibat
percakapan dengan sumber data. Dalam hal ini, setelah menyimak peneliti
merekam, mencatat, mendokumentasikan, dan mengklasifikasikan data yang
diperoleh sesuai dengan makna, maksud, dan informasi.
D. Analisis
Data
Setelah kegiatan pengumpulan data,
tahap selanjutnya yaitu tahap analisis data. Tahap ini merupakan upaya peneliti
menangani langsung masalah yang diperoleh dari hasil data tersebut. Peneliti
mengamati dan kemudian menguraikan masalah yang bersangkutan dengan cara-cara
tertentu.
Pada tahap analisis ini dijelaskan
uraian fakta yang jelas dengan cara data yang diperoleh kemudian disalin, dari
bentuk lisan ke dalam bentuk tulisan. Selanjutnya data yang berupa syair lagu
masih berbahasa Jawa kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Data
yang telah diterjemahkan kemudian ditafsirkan mulai dari makna, informasi, dan
maksudnya.
E. Tahap
Penyajian Hasil Analisis
Setelah
menganalisis data, tahap terakhir yaitu penyajian hasil analisis. Tahap ini
merupakan upaya peneliti untuk menampilkan data dalam wujud laporan tertulis,
mengenai hal yang sudah dihasilkan dari kerja analisisnya. Dalam penyajian
hasil analisis ini, peneliti menggunakan metode penyajian informal yaitu
merumuskan kata-kata yang mengandung makna, informasi, dan maksud yang terdapat
dalam syair lagu pengamen bus jurusan Purwokerto-Yogyakarta.
BAB IV
PEMBAHASAN
A.
Analisis Lagu “Ngamen 1”
Lagu “Ngamen
1” memiliki lima bait. Tiap bait
dalam syair lagu akan dianalisis mulai dari makna, informasi, dan maksud yang
terkandung di dalamnya. Bait pertama lagu “Ngamen
1”
syairnya sebagai berikut:
Mata merem ra iso melek Mata terpejam tak bisa dibuka
Jarene
kena belek Katanya
terkena penyakit mata
Sekolahe
dhuwur-dhuwur Sekolahnya
sampai tinggi
Nyambut
gawe pancen angel Bekerja
memang susah
Jebul
malah ngamen Ternyata
hanya mengamen
Makna
dalam penggalan syair lagu tersebut adalah makna denotatif. Makna dalam bait
lagu tersebut adalah si pengamen menyatakan bahwa dirinya susah dalam mencari
pekerjaan. Meskipun sekolahnya tinggi, tapi dirinya hanya sebagai pengamen.
Tidak
hanya makna yang peneliti temukan dalam syair lagu tersebut, tetapi ada pula
informasi yang disampaikan oleh si pengamen yaitu si pengamen menginformasikan
bahwa pekerjaan sangat susah dicari. Meskipun berpendidikan tinggi, ternyata
hanya bekerja sebagai pengamen.
Selain
makna dan informasi, ditemukan pula maksud yang ingin dicapai oleh si pengamen
tersebut. Pengamen tersebut mempunyai maksud bahwa dia telah bersekolah
tinggi-tinggi tapi ternyata hanya bekerja sebagai pengamen dikarenakan mencari
pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan pada zaman sekarang sangat susah.
Bait
kedua lagu “Ngamen 1” syairnya sebagai berikut:
Ana
kadal jare tekek Ada
kadal katanya tokek
Tak
lirik moro melek Saya
melirik matanya dibuka
Simbah
lagi menek wite theklek Simbah sedang
mamanjat pohonnya roboh
Tak
rewangi kecrek-kecrek Saya rela
mengamen
Golek
duwit saka cepek Mencari uang
dari seratus
Jebul
malah ngenyek Ternyata
justru mengejek
Setelah
syair lagu tersebut dianalisis, ditemukan suatu makna yang terkandung di
dalamnya. Melalui syairnya peneliti dapat menafsirkan bahwa syair lagu tersebut
mengandung makna denotasi, yaitu si pengamen menyatakan bahwa dirinya mencari
uang dari seratus tapi ternyata diejek oleh penumpang bus yang mendengarkan
dirinya menyanyi.
Tidak
hanya makna yang peneliti temukan, tetapi ada pula informasi yang disampaikan
aku lirik. Informasi yang telah ditemukan peneliti dalam syair lagu tersebut yaitu
aku lirik memberitahukan kepada pendengar bahwa ia rela mengamen dan mencari
uang dari seratus rupiah tetapi malah dirinya diejek.
Selain
makna dan informasi, peneliti juga menemukan maksud yang ingin dicapai oleh aku
lirik. Aku lirik tersebut menyampaikan maksud dengan gaya bahasa sindiran bahwa
dirinya telah susah payah mencari uang dengan mengamen, tetapi justru diejek.
Bait
ketiga lagu “Ngamen 1” adalah sebagai
berikut:
Pakdhe budhe
sampeyan ampun ngenyek Pakdhe budhe
kalian jangan mengejek
Kula ngamen ditanggap
cewek-cewek Saya mengamen ditanggap gadis-gadis
Matur suwun
diparingi cepek Terima
kasih diberi seratus
Napa malih
gambar kethek Apa
lagi gambar monyet
Sing mboten
suwek Yang
tidak sobek
Setelah
syair lagu tersebut dianalisis, ditemukan suatu makna yang terkandung di
dalamnya. Melalui syairnya peneliti dapat menafsirkan bahwa syair lagu tersebut
mengandung makna kias, yaitu aku lirik menyatakan bahwa dirinya berterima kasih
kepada yang memberi uang seratus apa lagi lima ratus rupiah. Makna kias
tersebut digambarkan oleh aku lirik dengan kata cepek yang bermakna seratus dan frase gambar kethek bermakna uang lima ratus rupiah.
Tidak
hanya makna yang peneliti temukan, tetapi ada pula informasi yang disampaikan
aku lirik. Informasi yang telah ditemukan peneliti dalam syair lagu tersebut
yaitu aku lirik menginformasikan bahwa dirinya mengamen ditanggap oleh gadis-gadis.
Selain
makna dan informasi, peneliti juga menemukan maksud yang ingin dicapai aku
lirik. Aku lirik tersebut menyampaikan maksud dengan gaya bahasa sindiran bahwa
janganlah mengejek. Selain itu aku lirik juga meminta kepada pendengar untuk
jangan memberi uang yang sudah robek.
Bait
keempat lagu “Ngamen 1” adalah sebagai berikut:
Pakdhe
budhe sempeyan ampun nesu Pakdhe budhe
kalian jangan marah
Kula
ngamen ditanggap cewek ayu Aku
mengamen ditanggap gadis cantik
Matur
suwun diparingi sewu Terima
kasih diberi seribu
Napa
maleh dipek mantu Apa
lagi dijadikan menantu
Putumu
sing ayu Cucumu
yang cantik
Setelah
syair lagu tersebut dianalisis, ditemukan suatu makna yang terkandung
didalamnya. Melalui syairnya, peneliti dapat menafsirkan bahwa syair lagu
tersebut mengandung makna denotatif, yaitu aku lirik menyatakan bahwa dirinya
berterima kasih kepada yang memberi uang seribu rupiah apalagi menjadikannya
menantu.
Tidak
hanya makna yang peneliti temukan, ada pula informasi yang disampaikan aku
lirik. Informasi yang telah ditemukan peneliti dalam syair lagu tersebut adalah
aku lirik menginformasikan bahwa dirinya mengamen ditanggap oleh gadis cantik.
Selain
makna dan informasi, peneliti juga menemukan maksud yang ingin dicapai aku
lirik. Aku lirik tersebut menyampaikan maksud kepada pendengar supaya jangan
marah karena dia mengamen itu ditanggap
oleh gadis cantik. Selain itu dirinya mengucapkan terima kasih kepada pendengar
yang memberi uang seribu rupiah, apa lagi yang mau menjadikan pengamen tersebut
menantu dari cucunya yang cantik.
Bait
kelima dari lagu “Ngamen 1” adalah
sebagai berikut:
Sing maringi tak
dongake slamet Yang memberi
saya doakan selamat
Sing mboten
maringi kebangeten banget Yang tidak
memberi keterlaluan sekali
Sing ethok-ethok
turu Yang
pura-pura tidur
Tak dongake lemu
kaya sapiku Saya doakan
gemuk seperti sapiku
Setelah
lagu tersebut dianalisis ditemukan suatu makna yang terkandung di dalamnya.
Melalui syairnya peneliti dapat menafsirkan bahwa syair lagu tersebut
mengandung makna denotatif yaitu aku lirik mendoakan agar selamat kepada yang
memberinya uang.
Tidak
hanya makna yang peneliti temukan, tetapi ada juga informasi yang disampaikan
aku lirik. Informasi yang telah ditemukan peneliti dalam syair lagu tersebut
adalah aku lirik menginformasikan bahwa yang tidak memberinya uang keterlaluan
sekali.
Selain
makna dan informasi, peneliti juga menemukan maksud yang ingin dicapai oleh aku
lirik. Aku lirik tersebut menyampaikan maksud dengan gaya bahasa sarkasme
berusaha menyindir pendengar bahwa aku lirik akan mendoakan orang yang
pura-pura tidur menjadi gemuk seperti sapi.
B.
Analisis Lagu “Ngamen 2”
Lagu
“Ngamen 2” memiliki lima bait. Tiap
bait dalam syair lagu akan dianalisis mulai dari makna, informasi, dan maksud
yang terkandung di dalamnya. Bait pertama lagu “Ngamen 2” syairnya sebagai
berikut:
Tak sawang-sawang ayu tenan Ku pandang-pandang cantik sekali
Rasane aku pengen kenalan Rasanya aku ingin berkenalan
Kenalan neng lesehan Berkenalan di
lesehan
Wonge ayu nganggo klambi abang Orangnya cantik memakai baju merah
Setelah
lirik lagu tersebut dianalisis, peneliti menemukan bahwa pada kutipan lirik
lagu “Ngamen 2” ditemukan suatu makna
di dalamnya. Makna dalam penggalan syair lagu tersebut adalah makna denotatif.
Makna dalam bait lagu tersebut adalah si pengamen menyatakan bahwa dirinya
bertemu dengan seorang gadis yang memakai baju merah. Si pengamen itu ingin
berkenalan dengan gadis tersebut.
Tidak
hanya makna yang peneliti temukan, tetapi ada juga informasi yang disampaikan
aku lirik. Informasi yang telah ditemukan peneliti dalam syair lagu tersebut
adalah aku lirik menginformasikan bahwa gadis yang memakai baju merah sangat
cantik.
Selain
makna dan informasi, peneliti juga menemukan maksud yang ingin dicapai oleh aku
lirik. Aku lirik tersebut menyampaikan maksud bahwa dirinya ingin berkenalan
dengan gadis cantik yang memakai baju merah.
Bait
kedua lagu “Ngamen 2” adalah sebagai berikut:
Nek ra kleru aku tau ketemu Kalau tidak salah aku pernah
bertemu
Naliko koe bareng ro kancamu Ketika kamu bersama dengan temanmu
Mlaku-mlaku karo guya-guyu Jalan-jalan sambil tertawa
Ombenane ez juz melon karo susu Minumannya es jus melon dengan susu
Setelah
lirik lagu tersebut dianalisis, peneliti menemukan bahwa pada kutipan lirik
lagu “Ngamen 2” ditemukan suatu makna
di dalamnya. Makna dalam penggalan syair lagu tersebut adalah makna denotatif.
Makna dalam bait lagu tersebut adalah si pengamen menyatakan bahwa dirinya
merasa pernah bertemu dengan gadis tersebut ketika si gadis itu sedang
jalan-jalan sambil tertawa bersama dengan teman-temannya.
Tidak
hanya makna yang peneliti temukan, tetapi ada juga informasi yang disampaikan
aku lirik. Informasi yang telah ditemukan peneliti dalam syair lagu tersebut
adalah aku lirik menginformasikan bahwa gadis yang memakai baju merah pernah
ditemuinya di jalan ketika gadis tersebut sedang berjalan-jalan bersama
teman-temannya.
Selain
makna dan informasi, peneliti juga menemukan maksud yang ingin dicapai oleh aku
lirik. Aku lirik tersebut menyampaikan maksud bahwa aku lirik ingin menyindir
gadis tersebut yang bersikap sombong, padahal dirinya pernah bertemu di jalan.
Bait
ketiga lagu “Ngamen 2” adalah sebagai berikut:
Saiki aku nembe ngalami Sekarang aku baru mengalami
Pacaran karo wong Wonosari Pacaran dengan orang Wonosari
Ayune kaya Diana Pungki Cantiknya seperti Diana Pungki
Esemane kaya Desi Ratnasari Senyumannya seperti Desi Ratnasari
Pacaran karo wong Wonosari Pacaran dengan orang Wonosari
Ayune kaya Diana Pungki Cantiknya seperti Diana Pungki
Esemane kaya Desi Ratnasari Senyumannya seperti Desi Ratnasari
Setelah
lirik lagu tersebut dianalisis, peneliti menemukan bahwa pada kutipan lirik
lagu “Ngamen 2” ditemukan suatu makna
di dalamnya. Makna dalam penggalan syair lagu tersebut adalah makna denotatif.
Makna dalam bait lagu tersebut adalah si pengamen menyatakan bahwa dirinya baru
merasakan mempunyai kekasih orang Wonosari yang cantiknya seperti artis Diana
Pungki dan senyumannya seperti penyanyi Desi Ratnasari.
Tidak
hanya makna yang peneliti temukan, tetapi ada juga informasi yang disampaikan
aku lirik. Informasi yang telah ditemukan peneliti dalam syair lagu tersebut
adalah aku lirik menginformasikan bahwa kekasihnya itu sangat cantik dan
apabila dia tersenyum sangat manis.
Selain
makna dan informasi, peneliti juga menemukan maksud yang ingin dicapai oleh aku
lirik. Aku lirik tersebut menyampaikan maksud dengan gaya bahasa perumpamaan
bahwa dirinya ingin memuji kekasihnya yang cantik seperti artis Diana Pungki
dan senyumannya manis seperti penyanyi Desi Ratnasari.
Bait keempat lagu “Ngamen 2” adalah sebagai berikut:
Senajan
awakku kebak tatoan rata tenan Sekalipun
badanku penuh dengan tato
Nanging
aku isih duwe rasa sopan Tetapi
aku masih punya rasa sopan
Senajan kupingku kebak tindikan Sekalipun telingaku penuh tindik
Senajan kupingku kebak tindikan Sekalipun telingaku penuh tindik
Nanging
aku calon seniman Tetapi
aku calon seniman
Setelah
lirik lagu tersebut dianalisis, peneliti menemukan bahwa pada kutipan lirik
lagu “Ngamen 2” ditemukan suatu makna
di dalamnya. Makna dalam penggalan syair lagu tersebut adalah makna denotatif.
Makna dalam bait lagu tersebut adalah si pengamen menyatakan bahwa sekalipun
tubuhnya penuh dengan tato, tetapi dia mesih memiliki rasa sopan. Sekalipun
telinganya penuh dengan tindik, namun dia ini calon seniman.
Tidak
hanya makna yang peneliti temukan, tetapi ada juga informasi yang disampaikan
aku lirik. Informasi yang telah ditemukan peneliti dalam syair lagu tersebut
adalah aku lirik menginformasikan bahwa tato yang ada ditubuhnya tidak ada di
tubuhnya tidak menghalanginya untuk tetap bersikap sopan kepada orang lain.
Selain tato, tindik yang ada di telinga si pengamen itu tidak menghalanginya
untuk menjadi seorang seniman.
Peneliti juga menemukan maksud yang
ingin dicapai oleh aku lirik. Aku lirik tersebut menyampaikan maksud dengan
gaya bahasa sindiran bahwa dirinya ingin menyindir orang yang bertato dan
bertindik tetapi tidak memiliki sopan santun dan hanya sebagai preman yang
sehari-harinya memeras orang lain.
Bait
kelima lagu “Ngamen 2” adalah sebagai
berikut:
Cah
ayu aja dumalang anak
cantik janganlah sombong
Melu
aku tak jak ngamen neng prapatan ikut
aku mengamen di perempatan
Jaluk
hape mesti keturutan meminta
handphone pasti terkabulkan
Angger gelem ora mangan sangang wulan kalau mau tidak makan sembilan bulan
Setelah
lirik lagu tersebut dianalisis, peneliti menemukan bahwa pada kutipan lirik
lagu “Ngamen 2” ditemukan suatu makna
di dalamnya. Makna dalam penggalan syair lagu tersebut adalah makna denotatif.
Makna dalam bait lagu tersebut adalah si pengamen menyatakan bahwa dirinya
mengajak gadis cantik yang sombong itu untuk mengamen di perempatan, jika gadis
itu meminta handphone pasti
terkabulkan kalau dirinya mau tidak makan selama sembilan bulan.
Tidak
hanya makna yang peneliti temukan, tetapi ada juga informasi yang disampaikan
aku lirik. Informasi yang telah ditemukan peneliti dalam syair lagu tersebut
adalah aku lirik menginformasikan kepada pendengar bahwa si gadis cantik itu
diajak oleh si pengamen untuk mengamen di perempatan.
Selain
makna dan informasi, peneliti juga menemukan maksud yang ingin dicapai oleh aku
lirik. Aku lirik tersebut menyampaikan maksud dengan gaya bahasa sindiran bahwa
dirinya ingin menyindir gadis cantik agar tidak berlaku sombong. Selain itu
pengamen tersebut juga bermaksud menyampaikan kepada gadis cantik yang dia
maksud bahwa dirinya susah payah mencari nafkah. Untuk membeli handphone saja harus tidak makan selama
sembilan bulan.
BAB V
PENUTUP
A.
Simpulan
Setelah
peneliti membahas analisis semantik yang meliputi makna, informasi, dan maksud
pada syair lagu pengamen bus jurusan Purwokerto-Yogyakarta, setiap baik
pada syair lagu tersebut mempunyai makna, informasi, dan maksud.
Lagu
“Ngamen 1” dan “Ngamen 2” mengandung
makna denotatif dan makna kias untuk menyampaikan makna yang terkandung di
dalamnya.
Informasi
yang terkandung dalam kedua syair lagu tersebut yaitu telah bersusah payah
mencari nafkah sebagai seorang pengamen di bus kota, tetapi malah diejek dan
disepekan oleh para penumpang bus yang mendengarkan tersebut.
Untuk
menyampaikan maksud, aku lirik menggunakan gaya bahasa sindiran dan pujian
untuk menyampaikan maksud kepada pendengarnya.
B.
Saran
Bagi
pembaca disarankan agar penelitian ini dapat dilanjutkan untuk dijadikan
perbandingan semantik dengan objek lain. Penelitian kajian semantik pada syair
lagu pengamen bus kota jurusan Purwokerto-Yogyakarta ini disarankan agar
digunakan oleh pembaca untuk menambah pengetahuan tentang makna, informasi, dan
maksud.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul.
2002. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
_______. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Kridalaksana,
Harimurti. 2011. Kamus Linguistik. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Parera, Jos
Daniel. 2004. Teori Semantik.
Jakarta: Erlangga.
Pateda, Mansoer.
2010. Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka
Cipta.