Saturday, 29 August 2015

Kajian Semantik pada Syair Lagu Pengamen Bus Jurusan Purwokerto-Yogyakarta

ABSTRAK

Penelitian yang berjudul Kajian Semantik pada Syair Lagu Pengamen Bus Jurusan Purwokerto-Yogyakarta bertujuan untuk mendeskripsikan makna, informasi, dan maksud dalam lagu-lagu yang dinyanyikan oleh pengamen bus kota tersebut.
Data dalam penelitian ini meliputi bentuk bahasa yang mengandung makna, informasi, dan maksud pada lagu-lagu pengamen bus kota jurusan Purwokerto-Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.
Setelah peneliti membahas kajian semantik pada syair lagu pengamen bus kota jurusan Purwokerto-Yogyakarta dapat disimpulkan bahwa makna adalah arti atau isi yang terkandung dari suatu ungkapan, informasi adalah sesuatu di luar ujaran yang di pihak objektif atau sesuatu yang dibicarakan, sedangkan maksud adalah sesuatu di luar ujaran yang berada di pihak si pengujar. Lagu pengamen bus kota tersebut mengandung makna denotatif dan makna kias untuk menyampaikan isi yang terkandung di dalamnya. Informasi yang terkandung dalam kedua syair lagu tersebut yaitu telah bersusah payah mencari nafkah sebagai seorang pengamen di bus kota, tetapi malah diejek dan disepekan oleh para penumpang bus yang mendengarkan tersebut. Untuk menyampaikan maksud, aku lirik menggunakan gaya bahasa sindiran dan pujian untuk menyampaikan maksud kepada pendengarnya.

Kata kunci: Semantik, Makna, Informasi, Maksud, Lagu.


BAB I
PENDAHULUAN

A.              Latar Belakang Masalah
Bahasa adalah media yang dilakukan oleh seorang pengarang lagu dalam menciptakan karyanya. Dengan bahasa inilah pencipta lagu mengungkapkan pikiran, perasaan, gagasan dan kemampuannya pada orang lain secara menarik. Setiap pengarang lagu memiliki kemampuan sendiri dalam mengolah diksi agar menarik pendengar. Diksi yang diciptakan oleh pengarang lagu mampu menggambarkan sesuatu secara jelas tentang suatu hal atau situasi yang terjadi.
Salah satu lagu yang muncul dengan warna musik berbeda dan unik adalah lagu yang dibawakan oleh para pengamen bus kota. Lagu-lagu pengamen bus kota ini melibatkan bahasa untuk syair lagunya. Bahasa pada hakikatnya terdiri dari bentuk dan makna. Bentuk adalah wujud yang tampak sedangkan makna adalah arti isi kandungan sebuah ungkapan.
Ketika peneliti menaiki bus kota jurusan Purwokerto-Yogyakarta, peneliti mendengarkan seorang pengamen yang menyanyikan lagu berjudul “Ngamen 1”, pada lagu tersebut terdapat syair sebagai berikut:
Sing maringi tak dongake slamet
Sing mboten maringi kebangeten banget
Sing ethok-ethok turu
Tak dongake lemu kaya sapiku

Terjemahan:
Yang memberi aku doakan selamat
Yang tidak memberi keterlaluan sekali
Yang pura-pura tidur
Aku doakan gemuk seperti sapiku
Pada syair tersebut tampak adanya makna, informasi, dan maksud. Peneliti menemukan bahwa syair lagu tersebut mengandung makna denotatif yaitu aku lirik mendoakan agar selamat kepada yang memberinya uang. Penulis lagu menyatakan bahwa dia menginformasikan kepada pendengar bahwa yang tidak memberi uang keterlaluan sekali. Maksud dari syair lagu tersebut adalah menyindir pendengar yang tidak memberi uang.
Pada kesempatan yang berbeda, peneliti menaiki bus kota dan menjumpai pengamen yang menyanyikan salah satu lagu. Syair lagu tersebut adalah sebagai berikut:
Cah ayu aja dumalang
Melu aku tak jak ngamen neng prapatan
Jaluk hape mesti keturutan
Angger gelem ora mangan sangang wulan

Terjemahan:

Anak cantik, janganlah sombong
Ikut dengan saya mengamen di perempatan
Minta handphone pasti terkabulkan
Asal mau tidak makan sembilan bulan

Pada syair tersebut tampak adanya makna, informasi, dan maksud. Peneliti menemukan bahwa kutipan syair lagu tersebut mengandung makna denotatif, yakni pengamen menyatakan bahwa dirinya mengajak gadis cantik yang sombong itu untuk mengamen di perempatan, jika gadis itu meminta handphone pasti terkabulkan kalau dirinya mau tidak makan selama sembilan bulan. Penulis lagu juga menginformasikan kepada pendengar bahwa si gadis cantik itu diajak oleh si pengamen untuk mengamen di perempatan. Maksud dari syair lagu tersebut adalah menyindir gadis cantik agar tidak berlaku sombong. Selain itu pengamen tersebut juga bermaksud menyampaikan kepada gadis cantik yang dia maksud bahwa dirinya susah payah mencari nafkah. Untuk membeli handphone saja harus tidak makan selama sembilan bulan.
Untuk mengiringi lagu-lagu tersebut diperlukan juga alat musik tradisional. Alat musik yang digunakan meliputi kendang, gending, dan kecrek. Sebagian besar masyarakat atau penumpang bus kota menganggap bahwa lagu pengamen ini hanya sebagai hiburan semata tanpa mengetahui makna yang terkandung di dalamnya. Lagu-lagu pengamen bus kota kebanyakan menggunakan bahasa Jawa yang semuanya mengandung makna, informasi, dan maksud yang belum diketahui oleh para penumpang bus kota yang mendengar lagu tersebut.
Dari beberapa fenomena tersebut, peneliti berasumsi bahwa kemungkinan masih ada makna, informasi, dan maksud yang terkandung dalam syair lagu pengamen bus kota jurusan Purwokerto-Yogyakarta. Untuk mengetahui bagaimana kebenaran asumsi peneliti tersebut, perlu dilakukan penelitian secara empirik. Oleh karena itu penelitian yang berjudul Kajian Semantik pada Syair Lagu Pengamen Bus Jurusan Purwokerto-Yogyakarta penting untuk dilakukan.

B.              Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumuskan masalahnya sebagai berikut:
1.      Bagaimana makna syair lagu pengamen bus Jurusan Purwokerto-Yogyakarta?
2.      Bagaimana informasi pada syair lagu-lagu pengamen bus jurusan Purwokerto-Yogyakarta?
3.      Bagaimana maksud syair lagu pengamen bus jurusan Purwokerto-Yogyakarta?
C.              Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitiannya adalah sebagai berikut:
1.      Mendeskripsikan bagaimana makna syair lagu pengamen bus jurusan Purwokerto-Yogyakarta.
2.      Mendeskripsikan bagaimana informasi keseluruhan pada syair lagu pengamen bus  jurusan Purwokerto-Yogyakarta.
3.      Mendeskripsikan bagaimana maksud syair lagu pengamen bus jurusan Purwokerto-Yogyakarta.
 
D.              Manfaat Penelitian
1.      Manfaat teoritis:
Manfaat teoritis yang diperoleh dari penelitian mengenai kajian semantik makna, informasi, dan maksud dari syair lagu pengamen bus jurusan Purwokerto-Yogyakarta adalah menambah pengetahuan tentang kajian semantik.
2.      Manfaat praktis:
a.       Bagi guru bahasa, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pengajaran bahasa di sekolah.
b.      Bagi pemerhati Bahasa, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang kebahasaan dan sebagai bahan perbandingan dalam penelitian selanjutnya.
c.       Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi tentang penggunaan bahasa khususnya kajian semantik.


BAB II
LANDASAN TEORI

A.     Pengertian Bahasa
Kridalaksana dalam Chaer (2007: 32-33) menyatakan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentfikasikan diri. Beberapa ciri atau sifat yang hakiki dari bahasa adalah (1) bahasa itu adalah sebuah sistem, (2) bahasa itu berwujud lambang, (3) bahasa itu berupa bunyi, (4) bahasa itu bersifat arbitrer, (5) bahasa itu bermakna, (6) bahasa itu bersifat konfensional, (7) bahasa itu bersifat unik, (8) bahasa itu bersifat universal, (9) bahasa itu bersifat produktif, (10) bahasa itu bervariasi, (11) bahasa itu bersifat dinamis, (12) bahasa itu berfungsi sebagai alat interaksi sosial, dan (13) bahasa itu merupakan identitas penuturnya.
Bahasa bersifat arbitrer itu maksudnya bahwa bahasa itu terbentuk dari kebebasan si pembentuk kata (bahasa). konfensional berarti terikat, maksudnya apabila suatu kata sudah terbentuk dan disepakati atau diterima oleh sebagian orang, maka itu yang disebut dengan bahasa. bahasa dapat berfungsi sebagai penentu identitas penuturnya. Karena dari bahasa yang digunakan oleh penutur dapat diketahui identiras atau asalnya.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian bahasa adalah sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer dan konfensional yang mengandung suatu makna tertentu.


B.            Pengertian Semantik
Menurut Pateda (2010:7) semantik adalah subdisiplin linguistik yang membicarakan makna. Dengan kata lain semantik berobjekkan makna. Kata semantik dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau tentang arti, yaitu salah satu dari tiga tataran analisis bahasa: fonologi, gramatika, dan semantik (Chaer, 1992: 2).
Dari dua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa semantik adalah salah satu cabang ilmu linguistik yang menjadikan makna sebagai objek kajiannya.
1.      Pengertian dan Jenis Makna
Pateda (2010: 79) menyatakan bahwa istilah makna merupakan kata dan istilah yang membingungkan. Kempson (dalam Pateda, 2010: 79) menyatakan bahwa ada tiga hal yang dicobajelaskan oleh para filsuf dan linguis sehubungan dengan usaha menjelaskan istilah makna. Ketiga hal ini yakni (1) menjelaskan makna kata secara alamiah, (2) mendeskripsikan kata secara alamiah, dan (3) menjelaskan makna dalam proses komunikasi. Dalam hubungan ini Kempson juga berpendapat bahwa untuk menjelaskan istilah makna harus dilihat dari segi: (1) kata, (2) kalimat, dan (3) apa yang dibutuhkan oleh pembicara untuk berkomunikasi.
Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa makna adalah arti atau isi yang terkandung dalam suatu ungkapan, baik yang berupa kata ataau kalimat. Setiap kalimat yang dilafalkan tentu mengandung makna yang akan disampaikan oleh penutur. Makna itu dapat tersampaikan kepada lawan tutur apabila sudah dapat dipahami kandungan arti yang ada di dalam kalimat tersebut.
Jenis-jenis makna ada tiga, yaitu:
a.       Makna denotatif
Menurut Kridalaksana (2001: 90) makna denotatif adalah makna kata (kelompok kata) yang didasarkan atas penunjukkan yang lugas yang didasarkan pada konvensi tertentu yang bersifat objektif. Menurut Chaer (2002: 66) makna denotatif adalah makna yang memiliki pertalian dari penerapan-penerapan yang bersifat faktual serta dalam bentuk murni dihubungkan dengan pemakaian yang bersifat ilmiah. Makna denotatif umumnya dipakai mengacu pada makna leksikal atau makna biasa, yang dibayangi perasaan atau nilai rasa tertentu.
Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa makna denotatif merupakan makna dasar, lugas yang bersifat umum, objektif dan belum dibayangi nilai rasa tertentu.
b.      Makna konotatif
Menurut Parera (2004: 98) makna konotatif adalah makna yang wajar yang telah memperoleh tambahan perasaan tertentu, emosi tertentu, nilai dan rangsangan tertentu yang bervariasi dan tak terduga pula. Pendapat lain dikemukakan oleh Kridalaksana (2011: 117) makna konotatif mengandung pengertian aspek makna sebuah atau sekelompok kata yang didasarkan atas perasaan atau pikiran yang ditimbulkan pada pembicara (penulis) dan pendengar (pembaca).
Pada makna konotatif penambahan sifatnya dapat memberi nilai rasa yang tinggi (positif) dan nilai rasa yang rendah (negatif), berdasarkan pembaca, pendengar, dan situasi yang melingkupinya.
c.       Makna kias
Makna kias adalah makna yang sudah tidak sesuai lagi dengan makna sebenarnya (Pateda, 2010: 108). Makna kias juga sering ditemukan pada peribahasa atau perumpamaan. Menurut Chaer (2002: 77) kiasan merupakan posisi dari arti kata sebenarnya, maka semua bentuk bahasa (kata, frasa, dan kalimat) yang tidak merujuk pada arti sebenarnya disebut mempunyai arti kiasan.
2.      Pengertian Informasi
Verhaar (2012: 131) menyatakan bahwa informasi menyangkut segi “objektif” dari sesuatu yang yang dibicarakan dengan ujaran. Informasi adalah sesuatu yang di luar ujaran dan berhubungan dengan objek yang dibicarakan. Informasi merupakan keterangan isi dari keseluruhan makna yang dibicarakan dengan ujaran. Setiap ujaran akan menghasilkan informasi apabila sudah diketahui makna yang terkandung di dalamnya.
Chaer (2002: 35) menyatakan bahwa informasi merupakan suatu gejala di luar ujaran yang dilihat dari segi objek atau yang dibicarakan. Informasi adalah berita yang disampaikan oleh pengujar melalui ujarannya. Orang yang berbicara itu mengujarkan suatu ujaran baik berupa kalimat maupun frase. Dalam ujarannya tentu terkandung informasi yang ingin disampaikan oleh pengujar. Informasi dapat dilihat dari kata maupun kalimat yang diujarkan oleh seseorang.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa informasi ialah isi dari keseluruhan makna dalam bagian amanat yang menyangkut segi objek atau sesuatu yang dibicarakan dengan ujaran. Informasi merupakan isi dari keseluruhan makna. Jadi apabila suatu ujaran atau kalimat sudah dapat dipahami maknanya maka akan ditemukan pula informasi yang terkandung di dalamnya.

3.      Pengertian Maksud
Chaer (2002: 35) menyatakan bahwa maksud merupakan suatu gejala diluar ujaran yang dilihat dari segi si pengujar, orang yang berbicara, atau pihak subjeknya. Verhaar (1992: 192) menyatakan bahwa maksud adalah sesuatu di luar ujaran-ujaran yang terkait dengan si pengujar. Maksud menyangkut segi “subjektif” si pemakai bahasa. Maksud itu sesuatu ujaran-ujaran dari si penutur. Itu karena maksud banyak digunakan dalam bentuk-bentuk ujaran yang diantaranya meliputi metafora, hiperbola, ironi, litotes, dan bentuk gaya-gaya bahasa yang lainnya. Selama masih menyangkut segi bahasa, maka maksud itu masih dapat dipahami maknanya.
Dari beberapa yang telah dikemukakan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa pengujaran bahasa mempunyai maksud di luar ujaran itu sendiri. Maksud bersifat subjektif, penafsirannya melibatkan seluruh konteks. Oleh karena itu, setiap ujaran harus dipahami maksud pengujaran yang terkandung di dalamnya.


BAB III
METODOLOGI

A.    Pendekatan dan Jenis Penelitian
Untuk menganalisis lagu-lagu pengamen bus jurusan Purwokerto-Yogyakarta, peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian dengan pendekatan ini merupakan penelitian yang berupaya meneliti, menggali dan mendeskripsikan fakta kebahasaan secara semantik untuk mengetahui makna, informasi, dan maksud yang terkandung dalam lagu-lagu pengamen bus tersebut.

B.     Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini meliputi bentuk bahasa yang mengandung makna, maksud, dan informasi pada lagu-lagu pengamen bus jurusan Purwokerto-Yogyakarta. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah syair lagu-lagu pengamen bus jurusan Purwokerto-Yogyakarta.

C.    Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dimaksud adalah pengumpulan data yang benar-benar terjamin. Tahap penyediaan data meliputi: pertama pengumpulan data, kedua pemilihan dan pemilahan dengan membuang data yang tidak diperlukan, ketiga penataan menurut tipe dan jenis data yang telah dicatat, dipilih, dan dipilah-pilahkan. Sasaran penelitian ini adalah pemakaian makna (makna denotatif, makna konotatif, dan makna kias), informasi, dan maksud.
 Dalam penyediaan data, peneliti menggunakan metode simak dengan teknik dasar sadap. Adapun teknik lanjutannya simak libat bebas cakap (SLBC). Dalam pengumpulan data ini, peneliti tidak terlibat percakapan dengan sumber data. Dalam hal ini, setelah menyimak peneliti merekam, mencatat, mendokumentasikan, dan mengklasifikasikan data yang diperoleh sesuai dengan makna, maksud, dan informasi.

D.    Analisis Data
Setelah kegiatan pengumpulan data, tahap selanjutnya yaitu tahap analisis data. Tahap ini merupakan upaya peneliti menangani langsung masalah yang diperoleh dari hasil data tersebut. Peneliti mengamati dan kemudian menguraikan masalah yang bersangkutan dengan cara-cara tertentu.
Pada tahap analisis ini dijelaskan uraian fakta yang jelas dengan cara data yang diperoleh kemudian disalin, dari bentuk lisan ke dalam bentuk tulisan. Selanjutnya data yang berupa syair lagu masih berbahasa Jawa kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Data yang telah diterjemahkan kemudian ditafsirkan mulai dari makna, informasi, dan maksudnya.

E.     Tahap Penyajian Hasil Analisis
Setelah menganalisis data, tahap terakhir yaitu penyajian hasil analisis. Tahap ini merupakan upaya peneliti untuk menampilkan data dalam wujud laporan tertulis, mengenai hal yang sudah dihasilkan dari kerja analisisnya. Dalam penyajian hasil analisis ini, peneliti menggunakan metode penyajian informal yaitu merumuskan kata-kata yang mengandung makna, informasi, dan maksud yang terdapat dalam syair lagu pengamen bus jurusan Purwokerto-Yogyakarta.
BAB IV
PEMBAHASAN

A.    Analisis Lagu “Ngamen 1”
Lagu “Ngamen 1” memiliki lima bait. Tiap bait dalam syair lagu akan dianalisis mulai dari makna, informasi, dan maksud yang terkandung di dalamnya. Bait pertama lagu “Ngamen 1” syairnya sebagai berikut:
Mata merem ra iso melek                    Mata terpejam tak bisa dibuka
Jarene kena belek                                Katanya terkena penyakit mata
Sekolahe dhuwur-dhuwur                  Sekolahnya sampai tinggi
Nyambut gawe pancen angel              Bekerja memang susah
Jebul malah ngamen                            Ternyata hanya mengamen

Makna dalam penggalan syair lagu tersebut adalah makna denotatif. Makna dalam bait lagu tersebut adalah si pengamen menyatakan bahwa dirinya susah dalam mencari pekerjaan. Meskipun sekolahnya tinggi, tapi dirinya hanya sebagai pengamen.
Tidak hanya makna yang peneliti temukan dalam syair lagu tersebut, tetapi ada pula informasi yang disampaikan oleh si pengamen yaitu si pengamen menginformasikan bahwa pekerjaan sangat susah dicari. Meskipun berpendidikan tinggi, ternyata hanya bekerja sebagai pengamen.
Selain makna dan informasi, ditemukan pula maksud yang ingin dicapai oleh si pengamen tersebut. Pengamen tersebut mempunyai maksud bahwa dia telah bersekolah tinggi-tinggi tapi ternyata hanya bekerja sebagai pengamen dikarenakan mencari pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan pada zaman sekarang sangat susah.
Bait kedua lagu “Ngamen 1” syairnya sebagai berikut:
Ana kadal jare tekek                     Ada kadal katanya tokek
Tak lirik moro melek                     Saya melirik matanya dibuka
Simbah lagi menek wite theklek   Simbah sedang mamanjat pohonnya roboh
Tak rewangi kecrek-kecrek           Saya rela mengamen
Golek duwit saka cepek                Mencari uang dari seratus
Jebul malah ngenyek                     Ternyata justru mengejek

Setelah syair lagu tersebut dianalisis, ditemukan suatu makna yang terkandung di dalamnya. Melalui syairnya peneliti dapat menafsirkan bahwa syair lagu tersebut mengandung makna denotasi, yaitu si pengamen menyatakan bahwa dirinya mencari uang dari seratus tapi ternyata diejek oleh penumpang bus yang mendengarkan dirinya menyanyi.
Tidak hanya makna yang peneliti temukan, tetapi ada pula informasi yang disampaikan aku lirik. Informasi yang telah ditemukan peneliti dalam syair lagu tersebut yaitu aku lirik memberitahukan kepada pendengar bahwa ia rela mengamen dan mencari uang dari seratus rupiah tetapi malah dirinya diejek.
Selain makna dan informasi, peneliti juga menemukan maksud yang ingin dicapai oleh aku lirik. Aku lirik tersebut menyampaikan maksud dengan gaya bahasa sindiran bahwa dirinya telah susah payah mencari uang dengan mengamen, tetapi justru diejek.
Bait ketiga lagu “Ngamen 1” adalah sebagai berikut:
Pakdhe budhe sampeyan ampun ngenyek  Pakdhe budhe kalian jangan mengejek
Kula ngamen ditanggap cewek-cewek       Saya mengamen ditanggap gadis-gadis
Matur suwun diparingi cepek                     Terima kasih diberi seratus
Napa malih gambar kethek                         Apa lagi gambar monyet
Sing mboten suwek                                    Yang tidak sobek

Setelah syair lagu tersebut dianalisis, ditemukan suatu makna yang terkandung di dalamnya. Melalui syairnya peneliti dapat menafsirkan bahwa syair lagu tersebut mengandung makna kias, yaitu aku lirik menyatakan bahwa dirinya berterima kasih kepada yang memberi uang seratus apa lagi lima ratus rupiah. Makna kias tersebut digambarkan oleh aku lirik dengan kata cepek yang bermakna seratus dan frase gambar kethek bermakna uang lima ratus rupiah.
Tidak hanya makna yang peneliti temukan, tetapi ada pula informasi yang disampaikan aku lirik. Informasi yang telah ditemukan peneliti dalam syair lagu tersebut yaitu aku lirik menginformasikan bahwa dirinya mengamen ditanggap oleh gadis-gadis.
Selain makna dan informasi, peneliti juga menemukan maksud yang ingin dicapai aku lirik. Aku lirik tersebut menyampaikan maksud dengan gaya bahasa sindiran bahwa janganlah mengejek. Selain itu aku lirik juga meminta kepada pendengar untuk jangan memberi uang yang sudah robek.  
Bait keempat lagu “Ngamen 1” adalah sebagai berikut:
Pakdhe budhe sempeyan ampun nesu   Pakdhe budhe kalian jangan marah
Kula ngamen ditanggap cewek ayu       Aku mengamen ditanggap gadis cantik
Matur suwun diparingi sewu                 Terima kasih diberi seribu
Napa maleh dipek mantu                       Apa lagi dijadikan menantu
Putumu sing ayu                                    Cucumu yang cantik

Setelah syair lagu tersebut dianalisis, ditemukan suatu makna yang terkandung didalamnya. Melalui syairnya, peneliti dapat menafsirkan bahwa syair lagu tersebut mengandung makna denotatif, yaitu aku lirik menyatakan bahwa dirinya berterima kasih kepada yang memberi uang seribu rupiah apalagi menjadikannya menantu.
Tidak hanya makna yang peneliti temukan, ada pula informasi yang disampaikan aku lirik. Informasi yang telah ditemukan peneliti dalam syair lagu tersebut adalah aku lirik menginformasikan bahwa dirinya mengamen ditanggap oleh gadis cantik.
Selain makna dan informasi, peneliti juga menemukan maksud yang ingin dicapai aku lirik. Aku lirik tersebut menyampaikan maksud kepada pendengar supaya jangan marah karena dia mengamen itu ditanggap oleh gadis cantik. Selain itu dirinya mengucapkan terima kasih kepada pendengar yang memberi uang seribu rupiah, apa lagi yang mau menjadikan pengamen tersebut menantu dari cucunya yang cantik.
Bait kelima dari lagu “Ngamen 1” adalah sebagai berikut:
Sing maringi tak dongake slamet              Yang memberi saya doakan selamat
Sing mboten maringi kebangeten banget  Yang tidak memberi keterlaluan sekali
Sing ethok-ethok turu                               Yang pura-pura tidur
Tak dongake lemu kaya sapiku                 Saya doakan gemuk seperti sapiku

Setelah lagu tersebut dianalisis ditemukan suatu makna yang terkandung di dalamnya. Melalui syairnya peneliti dapat menafsirkan bahwa syair lagu tersebut mengandung makna denotatif yaitu aku lirik mendoakan agar selamat kepada yang memberinya uang.
Tidak hanya makna yang peneliti temukan, tetapi ada juga informasi yang disampaikan aku lirik. Informasi yang telah ditemukan peneliti dalam syair lagu tersebut adalah aku lirik menginformasikan bahwa yang tidak memberinya uang keterlaluan sekali.
Selain makna dan informasi, peneliti juga menemukan maksud yang ingin dicapai oleh aku lirik. Aku lirik tersebut menyampaikan maksud dengan gaya bahasa sarkasme berusaha menyindir pendengar bahwa aku lirik akan mendoakan orang yang pura-pura tidur menjadi gemuk seperti sapi.

B.     Analisis Lagu “Ngamen 2”
Lagu “Ngamen 2” memiliki lima bait. Tiap bait dalam syair lagu akan dianalisis mulai dari makna, informasi, dan maksud yang terkandung di dalamnya. Bait pertama lagu “Ngamen 2” syairnya sebagai berikut:

Tak sawang-sawang ayu tenan              Ku pandang-pandang cantik sekali
Rasane aku pengen kenalan                   Rasanya aku ingin berkenalan
Kenalan neng lesehan                            Berkenalan di lesehan
Wonge ayu nganggo klambi abang        Orangnya cantik memakai baju merah
Setelah lirik lagu tersebut dianalisis, peneliti menemukan bahwa pada kutipan lirik lagu “Ngamen 2” ditemukan suatu makna di dalamnya. Makna dalam penggalan syair lagu tersebut adalah makna denotatif. Makna dalam bait lagu tersebut adalah si pengamen menyatakan bahwa dirinya bertemu dengan seorang gadis yang memakai baju merah. Si pengamen itu ingin berkenalan dengan gadis tersebut.
Tidak hanya makna yang peneliti temukan, tetapi ada juga informasi yang disampaikan aku lirik. Informasi yang telah ditemukan peneliti dalam syair lagu tersebut adalah aku lirik menginformasikan bahwa gadis yang memakai baju merah sangat cantik.
Selain makna dan informasi, peneliti juga menemukan maksud yang ingin dicapai oleh aku lirik. Aku lirik tersebut menyampaikan maksud bahwa dirinya ingin berkenalan dengan gadis cantik yang memakai baju merah.
Bait kedua lagu “Ngamen 2” adalah sebagai berikut:
Nek ra kleru aku tau ketemu               Kalau tidak salah aku pernah bertemu
Naliko koe bareng ro kancamu           Ketika kamu bersama dengan temanmu
Mlaku-mlaku karo guya-guyu             Jalan-jalan sambil tertawa
Ombenane ez juz melon karo susu      Minumannya es jus melon dengan susu

Setelah lirik lagu tersebut dianalisis, peneliti menemukan bahwa pada kutipan lirik lagu “Ngamen 2” ditemukan suatu makna di dalamnya. Makna dalam penggalan syair lagu tersebut adalah makna denotatif. Makna dalam bait lagu tersebut adalah si pengamen menyatakan bahwa dirinya merasa pernah bertemu dengan gadis tersebut ketika si gadis itu sedang jalan-jalan sambil tertawa bersama dengan teman-temannya.
Tidak hanya makna yang peneliti temukan, tetapi ada juga informasi yang disampaikan aku lirik. Informasi yang telah ditemukan peneliti dalam syair lagu tersebut adalah aku lirik menginformasikan bahwa gadis yang memakai baju merah pernah ditemuinya di jalan ketika gadis tersebut sedang berjalan-jalan bersama teman-temannya.
Selain makna dan informasi, peneliti juga menemukan maksud yang ingin dicapai oleh aku lirik. Aku lirik tersebut menyampaikan maksud bahwa aku lirik ingin menyindir gadis tersebut yang bersikap sombong, padahal dirinya pernah bertemu di jalan.
Bait ketiga lagu “Ngamen 2” adalah sebagai berikut:
Saiki aku nembe ngalami                    Sekarang aku baru mengalami
Pacaran karo wong Wonosari             Pacaran dengan orang Wonosari
Ayune kaya Diana Pungki                  Cantiknya seperti Diana Pungki
Esemane kaya Desi Ratnasari             Senyumannya seperti Desi Ratnasari

Setelah lirik lagu tersebut dianalisis, peneliti menemukan bahwa pada kutipan lirik lagu “Ngamen 2” ditemukan suatu makna di dalamnya. Makna dalam penggalan syair lagu tersebut adalah makna denotatif. Makna dalam bait lagu tersebut adalah si pengamen menyatakan bahwa dirinya baru merasakan mempunyai kekasih orang Wonosari yang cantiknya seperti artis Diana Pungki dan senyumannya seperti penyanyi Desi Ratnasari.
Tidak hanya makna yang peneliti temukan, tetapi ada juga informasi yang disampaikan aku lirik. Informasi yang telah ditemukan peneliti dalam syair lagu tersebut adalah aku lirik menginformasikan bahwa kekasihnya itu sangat cantik dan apabila dia tersenyum sangat manis.
Selain makna dan informasi, peneliti juga menemukan maksud yang ingin dicapai oleh aku lirik. Aku lirik tersebut menyampaikan maksud dengan gaya bahasa perumpamaan bahwa dirinya ingin memuji kekasihnya yang cantik seperti artis Diana Pungki dan senyumannya manis seperti penyanyi Desi Ratnasari.
Bait keempat lagu “Ngamen 2”  adalah sebagai berikut:
Senajan awakku kebak tatoan rata tenan  Sekalipun badanku penuh dengan tato
Nanging aku isih duwe rasa sopan            Tetapi aku masih punya rasa sopan
Senajan kupingku kebak tindikan             Sekalipun telingaku penuh tindik
Nanging aku calon seniman                      Tetapi aku calon seniman

Setelah lirik lagu tersebut dianalisis, peneliti menemukan bahwa pada kutipan lirik lagu “Ngamen 2” ditemukan suatu makna di dalamnya. Makna dalam penggalan syair lagu tersebut adalah makna denotatif. Makna dalam bait lagu tersebut adalah si pengamen menyatakan bahwa sekalipun tubuhnya penuh dengan tato, tetapi dia mesih memiliki rasa sopan. Sekalipun telinganya penuh dengan tindik, namun dia ini calon seniman.
Tidak hanya makna yang peneliti temukan, tetapi ada juga informasi yang disampaikan aku lirik. Informasi yang telah ditemukan peneliti dalam syair lagu tersebut adalah aku lirik menginformasikan bahwa tato yang ada ditubuhnya tidak ada di tubuhnya tidak menghalanginya untuk tetap bersikap sopan kepada orang lain. Selain tato, tindik yang ada di telinga si pengamen itu tidak menghalanginya untuk menjadi seorang seniman.
Peneliti juga menemukan maksud yang ingin dicapai oleh aku lirik. Aku lirik tersebut menyampaikan maksud dengan gaya bahasa sindiran bahwa dirinya ingin menyindir orang yang bertato dan bertindik tetapi tidak memiliki sopan santun dan hanya sebagai preman yang sehari-harinya memeras orang lain.
Bait kelima lagu “Ngamen 2” adalah sebagai berikut:
Cah ayu aja dumalang                                  anak cantik janganlah sombong
Melu aku tak jak ngamen neng prapatan     ikut aku mengamen di perempatan
Jaluk hape mesti keturutan                           meminta handphone pasti terkabulkan
Angger gelem ora mangan sangang wulan  kalau mau tidak makan sembilan bulan
Setelah lirik lagu tersebut dianalisis, peneliti menemukan bahwa pada kutipan lirik lagu “Ngamen 2” ditemukan suatu makna di dalamnya. Makna dalam penggalan syair lagu tersebut adalah makna denotatif. Makna dalam bait lagu tersebut adalah si pengamen menyatakan bahwa dirinya mengajak gadis cantik yang sombong itu untuk mengamen di perempatan, jika gadis itu meminta handphone pasti terkabulkan kalau dirinya mau tidak makan selama sembilan bulan.
Tidak hanya makna yang peneliti temukan, tetapi ada juga informasi yang disampaikan aku lirik. Informasi yang telah ditemukan peneliti dalam syair lagu tersebut adalah aku lirik menginformasikan kepada pendengar bahwa si gadis cantik itu diajak oleh si pengamen untuk mengamen di perempatan.
Selain makna dan informasi, peneliti juga menemukan maksud yang ingin dicapai oleh aku lirik. Aku lirik tersebut menyampaikan maksud dengan gaya bahasa sindiran bahwa dirinya ingin menyindir gadis cantik agar tidak berlaku sombong. Selain itu pengamen tersebut juga bermaksud menyampaikan kepada gadis cantik yang dia maksud bahwa dirinya susah payah mencari nafkah. Untuk membeli handphone saja harus tidak makan selama sembilan bulan.


BAB V
PENUTUP

A.    Simpulan
Setelah peneliti membahas analisis semantik yang meliputi makna, informasi, dan maksud pada syair lagu pengamen bus jurusan Purwokerto-Yogyakarta, setiap baik pada syair lagu tersebut mempunyai makna, informasi, dan maksud.
Lagu “Ngamen 1” dan “Ngamen 2” mengandung makna denotatif dan makna kias untuk menyampaikan makna yang terkandung di dalamnya.
Informasi yang terkandung dalam kedua syair lagu tersebut yaitu telah bersusah payah mencari nafkah sebagai seorang pengamen di bus kota, tetapi malah diejek dan disepekan oleh para penumpang bus yang mendengarkan tersebut.
Untuk menyampaikan maksud, aku lirik menggunakan gaya bahasa sindiran dan pujian untuk menyampaikan maksud kepada pendengarnya.

B.     Saran
Bagi pembaca disarankan agar penelitian ini dapat dilanjutkan untuk dijadikan perbandingan semantik dengan objek lain. Penelitian kajian semantik pada syair lagu pengamen bus kota jurusan Purwokerto-Yogyakarta ini disarankan agar digunakan oleh pembaca untuk menambah pengetahuan tentang makna, informasi, dan maksud.



DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2002. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

_______. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Kridalaksana, Harimurti. 2011. Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Parera, Jos Daniel. 2004. Teori Semantik. Jakarta: Erlangga.

Pateda, Mansoer. 2010. Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta.

Verhaar, J.W. M. 2012. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gajahmada University Press.