Sunday, 27 September 2015

Aja Njagakake Endhoge Si Blorok


Aja Njagakake Endhoge Si Blorok

Jika dirasakan, disimak dari kata-katanya, peribahasa ini bisa berarti jangan mengharapkan telur (si) blorok. Si Blorok dalam peribahasa biasa menjadi panggilan ayam yang bulunya blorok (belang-belang atau tidak cuma satu warna). Selain itu, peribahasa tersebut bisa pula berarti jangan mengharapkan telur menjadi blorok. Makannya jangan suka berangan-angan mengharapkan dengan sangat yakin (njagakake) sesuatu yang mustahil atau sulit terwujud. Diibaratkan seperti halnya menunggu adanya telur (ayam) yang berwarna-warni, padahal selamanya telur ayam tidak mungkin berwarna-warni.
1. Pada masa lalu telur yang biasa dikonsumsi orang Jawa hanya telur ayam, bebek, dan entok, telur ayam dan entok berwarna putih, sedangkan telur bebek berwarna biru muda kehijauan. Pada waktu itu belum ada kebiasaan orang Jawa makan telur puyuh yang kulitnya penuh totol-totol warna coklat. Kemudian, muncul peribahasa seperti itu karena menurut anggapan orang Jawa telur hanya memiliki satu warna.
2. Suka menggantukngkan diri atau mengharapkan (menunggu dengan sangat yakin) apa saja yang belum terwujud sangat tidak dibenarkan oleh orang Jawa. Siapa pun yang mempunyai sifat seperti itu akan selalu menunggu-nunggu, bekerja tidak serius atau maksimal, dan memandang remeh banyak hal. Tentu tidak jadi masalah kalau yang diharapkan terwujud. Tetapi bagaimana jika yang diharapkan tidak kesampaian? Bukankah hanya akan membawa sesal? Padahal selama menunggu sudah rugi waktu, biaya, dan sebagainya.

No comments:

Post a Comment