Saturday, 5 September 2015

Ajining Dhiri Dumunung ing Lathi, Ajining raga saka busana

Ajining Dhiri Dumunung ing Lathi, Ajining raga saka busanaArtinya nilai diri (pribadi) seseorang terletak pada lidahnya (ucapannya), sedangkan nilai badan terletak pada pakaian yang dikenakan. Lebih jelasnya, dipercaya atau tidaknya seorang manusia tergantung dari lisan, ucapan, dan perkataan. Lain dengan nilai pribadi, nilai badan atau raga manusia sangat tergantung dari busana atau penampilaannya.

Peribahasa ini merupakan nasihat agar berhati-hati terhadap kata dan kalimat yang kita ucapkan. Sepatah dua patah kata yang meluncur dari lisan (mulut) kita akan didengar dan diperhatikan orang lain. Maka setiap ucapan harus diiringi dengan pertimbangan yang matang. Contohnya apabila sering berbohong dan tidak konsisten dalam berkata-kata, lama-kelamaan orang akan hilang kepercayaan. Siapapun yang suka mengucapkan kata-kata pedas, kasar, menusuk hati, tentu akan sulit membangun persahabatan. Sebab orang-orang akan menganggap bahwa yang bersangkutan memang suka melukai perasaan orang lain.
Berbeda dengan ucapan yang berpengaruh besar terhadap nilai-nilai pribadi seseorang, nilai raga atau badan seseorang dapat juga ditentukan oleh pakaian atau busananya. Maka, akhirnya yang pakaian bukan sekadar berfungsi sebagai penutup aurat, melainkan juga "memberi harga" atau menjadi tolok ukur nilai bagi orang yang memakainya. Misalnya jika seseorang menghadiri pesta perkawinan hanya mengenakan sandal jepit dan pakaian ala kadarnya, tentu dia akan menjadi bahan omongan orang. Seolah-olah tidak menghargai yang punya hajat, juga meremehkan tamu undangan lainnya. Bila demikian, wajar saja bila diam-diam tamu di kiri dan kanan menggunjing orang tersebut.

No comments:

Post a Comment