Saturday, 5 September 2015

Ana dhaulate ora ana begjane

Maknanya adalah memiliki potensi (kemampuan) cukup untuk meraih impian, tetapi setiap kali impian itu dikejar sering gagal karena tidak punya keberuntungan. Peribahasa ini mengingatkan bahwa baik rezeki, keberuntungan, maupun musibah adalah pemberian Tuhan Yang Maha Kuasa. Artinya, semua sudah digariskan, tidak bisa diingkari, dan manusia tinggal menjalani.
Maka digambarkan, meski pandai setinggi langit, sakti mandraguna, tetapi bila keberuntungan belum datang, semua dugaan, rencana, dan harapan akan meleset. Meski sudah bekerja ibarat membanting tulang memeras keringat, malam dijadikan siang, kepala dijadikan kaki, dan kaki dijadikan kepala, yang didapat hanya rasa lelah. Rezeki seperti air mengalir, tetapi sebentar saja lenyap, tak jelas kemana perginya, tak keruan manfaatnya. Misalnya memiliki rencana ingin memperbaiki rumah dan semua biaya sudah dipersiapkan, tiba waktunya tetap saja morat-marit karena tabungan habis untuk ongkos bermacam-macam keperluan setiap hari yang tidak kunjung henti.

No comments:

Post a Comment